Lihat Potensi Anak lewat Tes sidik jari

Perhatikan ujung jari-jari tangan kita, di situ terlihat pola guratan-guratan kulit yang kita sebut sidik jari. Efnie Indrianie, M. Psi., psikolog anak dari Psychobiometric dalam acara Konferensi Pers Inovasi Sidik Jari Cerdas Frisian Flagdi Jakarta, 22 Februari lalu, memaparkan, berdasarkan penelitian terdapat korelasi antara pola sidik jari dengan sistem hormon pertumbuhan sel pada otak. Yang berarti, ada hubungan antara sidik jari dengan kualitas, bakat dan gaya seseorang. Dari pengembangan penelitian tersebut, muncul metode sidik jari.
Metode Sidik Jari
Metode sidik jari adalah metode pengukuran dengan pemindaian (scanning) sidik jari untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi, bakat, motivasi, karakter, dan gaya belajar anak. Sejakjanin berusia 13 minggu, sidik jari sudan mulai terbentuk. Tes sidik jari bisa dilakukan sejak anak berusia 4 bulan. Semakin dini tes dilakukan, maka orangtua bisa mengetahui bakat alami anak dan mengembangkan potensinya. Meski begitu, kita juga perlu ingat, bahwa kecerdasan otak dan perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan lingkungannya.
Scanning Sepuluh Jari
Caranya, ke sepuluh jari-jari anak akan discan satu persatu-satu dengan sebuah alat. Lalu hasil scan itu dimasukkan ke dalam program komputer. Setelah 10 menit, kita bisa tahu hasilnya. Bagaimana gaya belajar, kemampuan soft skill, tipe ekplorasi, serta potensi dan bakat anak kita. Tes sidik jari juga bisa dilakukan pada ayah atau ibu, untuk mengetahui tipe gaya asuh. Apakah tipe alamiah (mengikuti alur perkembangan anak begitu saja), tipe membimbing (memberi batasan dan aturan pada anak), tipe responsif (mudah membuat keputusan untuk anak), atau tipe analitis ( berpikir banyak sebelum membuat keputusan pada anak). Tingkat Akurasi
Psikotest juga dapat mengukur kemampuan seseorang. Namun, tes tersebut pada umumnya dipengaruhi situasi diri yang dialami individu saat melaksanakan tes. Hasil yang diperoleh bisa berubah setiap saat. Berbeda dengan analisi sidik jari. Menurut Efnie, sidik jari memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tes psikologi, yaitu 87,91 %, Akurasi tes psikologi hanya 65% saja. Hal ini disebabkan karena pola sidik jari dari mulai terbentuk sampai individu meninggal, selalu tetap. Sehingga jika kita melakukan tes sidik jari pada tempat dan waktu yang berbeda, hasilnya akan sama.
Manfaat Tes Sidik Jari
Hasil Tes sidik jari anak dan orangtua tentu akan sangat bermanfaat. Orangtua bisa sejak dini mengetahui potensi alami anak dan mengembangkannya. Orangtua juga bisa mengkombinasikan gaya asuh yang dimilikinya dengan gaya belajar anak. Semua tentu untuk tujuan mengoptimalkan potensi anak. Orang dewasa juga bisa melakukan tes sidik jari untuk self developing. Misalnya saja, sebenarnya kita punya bakat seni yang besar. Namun karena sejak kecil bakat itu tidak dikembangkan, maka bakat itu jadi tidak menonjol. Bakat tersembunyi itu bisa kita munculkan lagi dengan mengikuti aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan seni. (Wiwin)
1 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan sepatah kata dan komentarnya....