Lacak Kemampuan Anak lewat Sidik Jari
Anda ingin tahu kemampuan anak, kenali lewat jarinya. Berbagai kemampuan dasar anak, dapat dilacak dari jari anak, sehingga orangtua tidak perlu memaksakan anaknya les atau kursus itu dan ini.Sejak umur satu tahun, kemampuan dan bakat seorang anak dapat dilacak melalui tes sidik jari (finger print test). Apa benar jari anak dapat menunjukkan kemampuan dasar?
Psikolog Ratih Andjayani, menjelaskan, orangtua perlu memahami anak dengan segala kapasitas yang dimiliki anak baik itu bakat, karakter, potensi maupun kecerdasan anak itu sendiri. Biasanya orangtua hanya memberikan tes kecerdasan (intelligence quotient/IQ)
untuk anak mereka sebagai ukuran untuk mengetahui kecerdasan, ketepatan, dan kemampuan intelektual (intellectual skill) anak, namun tes sidik jari bisa lebih akurat.
''Dengan memberikan tes sidik jari, kemampuan dasar seorang anak dapat diketahui secara jelas. Kemampuan dasar anak dibaca dari hasil kemampuan otak kanan dan otak kiri anak,'' tutur Ratih dalam talk show mengenai Finger Print Test di Jakarta, belum lama ini.
Disebutkan, tes sidik jari mengidentifikasi berbagai kemampuan tersembunyi yang dimiliki setiap orang. Tes ini adalah jalan tercepat untuk belajar berkembang, mengenal kekuatan dan kekurangan yang dimiliki anak, merencanakan apa yang seharusnya menjadi pilihan terbaik bagi masa depan anak tersebut.
Kemampuan-kemampuan yang dapat dilihat adalah kemampuan logika atau matematis, kemampuan visual, kemampuan verbal/bahasa, kemampuan interpersonal, kemampuan intrapersonal, naturalis, musik/seni, dan kemampuan kinestetik.
Permanen
Hasil tes sidik jari bersifat permanen, karena sejak umur 21 minggu, seorang anak sudah memiliki sidik jari. Sidik jari tersebut tidak berubah walaupun umur anak terus bertambah hingga dewasa, sehingga tes ini dapat dilakukan oleh anak umur satu tahun hingga orang dewasa untuk mengetahui kemampuan dasar mereka.
Ari Diposasongko, seorang ibu yang memiliki anak autis mengaku dirinya cukup kewalahan sebelum melakukan tes sidik jari pada Bagas, anaknya. Sebelumnya Ari tidak mengetahui kemampuan seperti apa yang dimiliki Bagas. Ari hanya memberikan hal-hal yang sifatnya teori pada anaknya dalam belajar. Untuk seorang anak autis, pelajaran yang bersifat teori sangatlah lambat untuk dicerna dan dimengerti.
Setelah melakukan tes sidik jari, baru diketahui bahwa Bagas hanya mampu menyerap hal-hal yang dapat terlihat secara tiga dimensi, kemudian dipahami dengan cara diraba, maka Bagas dapat mengerti dan dapat menggambarkan apa yang dia pelajari sebelumnya.
Tes ini sangat membantu orangtua yang selama ini hanya terpaku pada tes tingkat kecerdasan anak.
Kemampuan anak dapat diasah melalui tes sidik jari. Hasil uji sidik jari kanan dan kiri yang dilakukan padanya menunjukkan bahwa otak kiri seseorang misalnya lebih dominan ketimbang otak kanannya.
Otak kiri dapat lebih berpikir secara rasional kognitif. Hasil tes tersebut menunjukkan, orang yang menggunakan otak kirinya lebih dominan ketimbang otak kanan lebih cenderung melakukan introspeksi dan lebih menyadari berbagai macam aspek dan biasanya orang seperti ini lebih baik dalam masalah perhitungan, komunikasi, membuat rancangan yang rumit dan memiliki pelaksanaan yang lebih baik. [MAR/M-15]
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan sepatah kata dan komentarnya....